TRIBUNNEWS.COM-Wakil Ketua Dewan Permusyawaratan Rakyat Indonesia Lestari Moerdijat meminta pemerintah mengevaluasi pembatasan sosial transisi skala besar (PSBB) yang diterapkan di Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah positif Covid-19 selama masa transisi mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelum masa transisi.
“Dari ibukota jumlah positif Covid-19 meningkat. Pengumuman transisi ke PSBB lima hari lalu sangat mengkhawatirkan,” kata Lestari Moerdijat, Kamis (11/2). / 6) dalam pidatonya. Provinsi korona.jakarta.go.id DKI Jakarta, karena transisi PSBB resmi berlaku mulai 5 Juni 2020 hingga 10 Juni 2020, jumlah kasus Covid-19 meningkat menjadi 84, 102, 160, 91, sehingga jumlahnya naik menjadi 239. , Akhirnya mencapai 147 kasus.
Selama masa transisi, tidak ada tanda-tanda penurunan kasus Covid-19. Bahkan dalam masa transisi, kasus Covid-19 diperkirakan akan terus menurun, sehingga pemerintah memiliki fakta yang cukup dan alasan yang kuat untuk menghentikan PSBB. -Oleh karena itu, Rerie, seperti panggilan Lestari, menilai masa transisi perlu dinilai. “Pada masa transisi, apakah data yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan cukup stabil untuk membuat keputusan yang buruk? Atau pada masa transisi, kepatuhan masyarakat terhadap peraturan kesehatan dan pemahaman masyarakat kurang memadai?” Tanya Rerie. -Dengan kata lain, anggota parlemen partai NasDem terus mengatakan bahwa selama masa transisi masih kurang adanya kemauan dari pemerintah dan pemerintah daerah, seperti penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kesepakatan kesehatan masyarakat. Penyebabnya harus diselidiki melalui proses evaluasi menyeluruh. Dengan demikian, fakta-fakta yang diumumkan ke publik setiap hari memiliki landasan ilmiah yang dapat dipahami dan diperlakukan secara benar oleh publik.
Rerie tahu bahwa pemerintah ingin mengalihkan sektor ekonomi di tengah perekonomian. Pandemi Covid-19 di negara itu telah menghindari resesi ekonomi. “Tapi, tentu saja, yang Anda inginkan adalah rakyat tidak boleh terkena mahkotanya, atau terkena PHK.”

Untuk itu, Ruili mengingatkan bahwa pemerintah tidak boleh seperti saat harus mengatasi hambatan di bidang ekonomi Pelari “sprint” seperti itu. Jarak untuk menyelesaikan soal sangat pendek.
“Karena terlalu jeli mencari solusi di bidang ekonomi, masalah kesehatan bisa diabaikan dalam mencegah penyebaran Covid-19, kata Rerie. Padahal, belum diketahui kapan wabah Covid-19 akan berakhir.