Reporter Tribunnews.com Seno Tri Sulistiyono
Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 4,5% hingga 5,5% pada 2021. Poin-Poin Utama Kebijakan Makroekonomi dan Kebijakan Anggaran 2021 (KEMPPKF).
“KEMPPKF ditulis dalam pandemi penuh ketidakpastian akibat Covid-19. Hingga saat ini, belum jelas kapan dan bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut,” Sri Mulyani Berbicara di sidang pleno Parlemen Jakarta, Selasa (12 Mei 2020).
Baca: Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 terancam oleh negatif 0,4%
Asumsi dasar yang dibuat oleh pemerintah dalam dokumen KEMPPKF adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan ekonomi antara 4,5 dan 5,5 % -Inflasi naik dari 2,0% menjadi 4,0% .- Suku bunga SPB 3 bulan adalah 9,67, masing-masing 9% dan 56%.
– Nilai tukar rupee adalah antara 14900 rupee dan 1 dolar AS, Rp. 15.300 USD. – Harga minyak atau skema perbandingan internasional sekitar 40-50 dolar AS per barel.

– 677 hingga 737.000 barel minyak diangkat setiap hari. – Total ekuivalen gas angkat adalah 1.085.000 hingga 1.173 ribu barel. .