Reporter Tribunnews.com Laporan Reynas Abdila-Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki menyampaikan target produksi Banpres tahap pertama, yakni 9,1 juta penerima manfaat dan total anggaran Rp 22 triliun. Awalnya, Banpres produktif disalurkan kepada 1 juta penerima manfaat melalui BIS dan BNI.
“BIS mengalokasikan BanPress produktif kepada 683.528 penerima manfaat, dengan total alokasi Rp1,64 miliar, sedangkan BNI mengalokasikan 316.472 penerima manfaat, dengan total alokasi Rs 760 crore.” Teten dalam seminggu One (24/8/2020) menjelaskan saat memprakarsai pelarangan presiden produktif di Jakarta.

Menurut catatan, hingga 19 Agustus 2020, PrePres produktif telah dialokasikan ke 34 provinsi. “Ini bagian dari National Economic Recovery Plan (PEN), yang bertujuan membantu pelaku usaha mikro menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi COVID-19,” kata Menteri Tetten.
Baca: Menteri Keuangan: Presiden Berikan Bantuan Rp 2,4 Juta kepada Usaha Mikro – yang Sudah Dibayar pada Agustus-sambungnya. “Bantuan ini merupakan bagian dari Rencana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diberikan kepada usaha mikro tanpa kredit tetapi bisnis.” Baca: Jokowi: Banpres Seharusnya Tidak Digunakan Untuk Konsumsi, Tapi Hanya Untuk Produksi – Presiden Joko Widodo hari ini mencanangkan bantuan modal kerja untuk pengusaha mikro.
Program tersebut bernama Productive Presidential Assistance (BanPres), yang bertujuan agar usaha mikro dan mikro berusaha untuk pulih melalui dampak pandemi Covid-19, sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
KemenkopUKM terus aktif bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk Himalaya untuk mendistribusikan usaha mikro produktif BanPres (BanPre s) -. Target keseluruhan Banpres adalah 12 juta penerima manfaat, dan distribusi akan dimulai pada 17 Agustus 2020.
Manfaat BanPres yang produktif diharapkan dapat secara langsung membantu kegiatan bisnis masyarakat.